PROSES
LEBIH PENTING DARI HASIL?
Sudah
menjadi rahasia umum dan sering menjadi bahan perbincangan bahwa proses lebih
penting dari hasil. Namun di sisi lain, banyak orang yang sependapat bahwa
hasil merupakan representasi dari proses. Misalnya ada motivator yang
menanamkan jika proseslah yang lebih penting daripada hasil. Ada juga penasihat
mengatakan bahwa hasil juga penting karena dapat digunakan sebagai indikator
buah dari proses. Tapi sebenarnya, pernahkah Anda bertanya dalam hati kecil,
manakah yang lebih penting antara proses ataukah hasil?
Melakukan
sesuatu hal tentu memerlukan proses untuk mendapatkan hasil yang ingin dicapai.
Sebaliknya, melakukan sesuatu hal memerlukan hasil untuk mengetahui bagaimana
dan seberapa proses yang sudah dilakukan. Memang jika dilihat dari kedua aspek
tersebut sangatlah penting terhadap apa yang menjadi tujuan kita dalam
melakukan sesuatu. Lalu akan muncul pertanyaan, aspek apa yang harus
diperhatikan terlebih dulu? Apakah proses dulu yang menjadi intensitas perhatian
kita? Atau hasil dulu yang menjadi orientasi pemikiran selama kita melakukan
proses?
Mari
kita gunakan kasus di dunia nyata. Misalnya, seorang remaja sedang berlatih
mengenadari motor. Setiap hari dia diberi izin untuk berlatih sepeda motor di
lapangan di dekat rumahnya oleh orang tuanya pada waktu sore hari. Bersama
bapaknya, sang remaja mencoba memahami, mendengarkan, dan mencoba setiap arahan
dari bapaknya. Mulai dari naik ke motor, memegang kemudi motor dengan benar,
menunjukkan bagian-bagian motor, mengerem, ngegas,
kapan menyalakan lampu sein, dan lain sebagainya. Pada minggu pertama, si
remaja masih kagok dan kaku saat
belajar motor. Bapaknya terus membimbingnya dan menasihatinya, mulai dengan
cara halus sampai cara agak keras. Kadang si remaja mendengarkan, kadang juga
dia merasa tersinggung akibat nasihat dari bapaknya. Tapi si remaja di mau
menyerah karena dia betul-betul ingin bisa mengendarai sepeda motor. Akhirnya,
di minggu kedua si remaja sudah bisa mengendarai motor, walaupun masih kurang
lancar. Hal tersebut membuat dia mendapatkan kepuasan, pujian dari bapaknya,
dan mendapatkan pengalaman serta kemampuan baru untuk mengendarai motor.
Dari
pengalaman si remaja di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa baik proses maupun
hasil itu sama-sama penting. Akan tetapi, tetap bergantung kondisi kesiapan
pribadi, kesiapan menghadapi pemikiran orang lain, serta kesiapan menghadapi
lingkungan. Proses akan menjadi penting jika kita memaknai setiap proses yang
dilakukan. Dan juga, hasil akan menjadi penting jika kita memaknai hasil atas
proses yang sudah dilakukan. Proses dapat menentukan hasil, namun mungkin tidak
langsung sesuai harapan dan waktu yang kita inginkan, karena bergantung
kesiapan-kesiapan yang sudah dijelaskan sebelumnya, serta bagaimana kita
memaknai proses itu. Begitu juga dengan hasil, dapat sesuai harapan atau tidak
sesuai harapan kita bergantung bagaimana kita memaknai hasil atas proses yang
sudah kita lakukan.
Bisa
jadi, hasil yang didapatkan tidak sesuai keinginan kita, tapi kita memaknai
hasil tersebut dengan progres proses yang telah dilakukan. Kita bisa belajar
dari setiap titik kekurangan atau setiap titik keberhasilan pada proses
tersebut agar di kemudian waktu kita dapat mengetahui dan melakukan apa yang
harus dilakukan serta apa yang tidak dilakukan. Sama dengan hasil, proses bisa
jadi tidak berjalan dengan lancar sesuai yang direncanakan, dan kita bisa
mengamati dan belajar dari setiap titik pada proses itu untuk diperbaiki di
kemudian waktu untuk harapannya dapat mendapatkan hasil yang ingin didapatkan.
Tapi
jika kita melihat dari sudut pandang Islam, proses lebih menjadi skala
prioritas yang harus didahulukan. Karena konsep dalam Islam yang menentukan
hasil adalah Tuhan, sedangkan manusia hanya bisa berusaha dan melakukan sebaik
mungkin. Bahkan, mungkin kita tidak akan mendapatkan hasil yang kita inginkan
sampai dunia ini berakhir, tapi kita sudah melakukan kewajiban untuk melakukan
usaha terhadap tujuan kita.
No comments:
Post a Comment