Translate

Monday, 3 December 2018

SAJAK "PERGI UNTUK PULANG"


Pergi untuk Pulang
Karya : Muhammad Ilham Riesaputera

kulangkahkan langkahku
membawa tubuh dan jiwaku
bersama harapan pertemuan
membuai khayal menjadi kenyataan
bosan memanggil kepada suka
sesal berbias diri pada bahagia
lelah memeluk pada energi baru
benci mendayu-dayu pada rindu

haruskah diriku menangis kepada hujan?
atau malah menghina Tuhan?
betapa siput pun lebih cepat
semut pun lebih kuat

hati, segeralah ambil jalan
menuju kebahagiaan
walau lambat-lambat
yang penting ialah jalan yang tepat

dari satu titik ke lain titik
akal fikiran yang tercekik
kebijaksanaan menjadi nyawa
kepada diri yang bingung melanda
perasaan ingin bergabung
untuk rindu yang berkabung
akhirnya hati akal fikiran bilang
pergi untuk pulang

Semarang, 4 Desember 2018

Saturday, 24 November 2018

PUISI "SAMBUTAN LUBUK"


Sambutan Lubuk
Karya : Muhammad Ilham Riesaputera

yang terhormat, tuan berpeci
yang terhormat, tuan berdasi
yang terhormat, nyonya berkacamata gelap
yang terhormat, nyonya bersyal merah

yang kami hormati, bawahan yang tak pantas membawahi yang di atas
yang kami hormati, pengawal yang tak pantas mengawal yang dikawal
yang kami hormati, pelindung yang tak pantas melindungi yang dilindungi
yang kami hormati, pengaman yang tak pantas mengamankan yang diamankan

yang kami sayangi, rakyat yang harusnya sadar
yang kami sayangi, rakyat yang harusnya peduli
yang kami banggakan, rakyat yang harusnya melawan
yang kami banggakan, rakyat yang harusnya sejahtera

pertama dan terakhir
mari kita bangkit dan berfikir
atas apa yang mereka janjikan
atas apa yang mereka lakukan

Semarang, 25 November 2018

Thursday, 15 November 2018

SAJAK "MALAM (PUN) TAKUT GELAP"


Malam (pun) Takut Gelap
Karya : Muhammad Ilham Riesaputera

ia bergidik dalam diri
kepada rotasi bumi
putaran nun pasti
yang tiada henti-henti
matahari berganti rembulan
dengan perlahan-lahan
burung-burung berbalikan
ke anaknya lalu mereka beri makan

cahaya yang letih
berganti gelap merintih
siang tak ada pilih
malam terpaksa beralih
ia bergetar tubuhnya
kunang-kunang menemaninya
lalu menjejali keheningannya
tanpa kata-kata

kesepian beramai-ramai datang
menuju hijaunya ilalang
yang remang-remang
hanya bisa menerawang
tiada yang berucap
hanya bisa terdekap
semua didoktrin untuk terlelap
malam (pun) takut gelap

Semarang, 16 November 2018

Thursday, 13 September 2018

FIKSI MINI "KAPAL ATAU KAPTEN?"

Kapal atau Kapten ?
Karya : Muhammad Ilham Riesaputera

Ada sebuah kapal yang sedang menghadapi badai besar, dan bisa dipastikan kapal akan mengalami kerusakan parah. Salah seorang kru kapal bertanya kepada kru kapal yang lain "kita perbaiki kapal atau kapten ?"

Blora, 13 September 2018

SAJAK " MENATAP NYATA, TAK BERTEMU"

Menatap Nyata, Tak Bertemu
Karya : Muhammad Ilham Riesaputera

bukan aku yang menyimpulkan
bahkan memutuskan
sebab tak ada setuju
raga dan hati ragu
menghela angin bumi
dalam-dalam
karena kamu mengucap
tadi malam
yang kelam

waktu mengantarkan kita
ke sebuah kepastian
yang tak semestinya
kurasakan juga, kamu
pilu yang sayu
diantar oleh debu-debu
hingga ke labuan hatiku

labuankudan labuanmu
bertemu di dimensi lain
menatap nyata,
tak bertemu

Blora, 13 September 2018

Thursday, 7 June 2018

SAJAK "YANG SESUNGGUHNYA"

YANG SESUNGGUHNYA


Karya : Muhammad Ilham Riesaputera


senang menyelimuti raga dan hati

bagaikan di bukit yang tinggi

berada dalam atmosfir embun

bertitik-titik air sejuk mengalun


tapi itu setahun kemarin,

waktu aku bagai lilin

berapi saat gelap memilin

serta dihunus oleh dingin


inginku kau tahu sesungguhnya

tentang rasa dalam kalbuku saja

yang ingin mencuat dari dada

dan yang kumaksud adalah cinta


Ya, aku mencintaimu

tapi tahu tak mencarimu

karena dililit oleh belenggu

kecemasan tiada jalan buntu


Semarang, 10 Oktober s.d. 9 November 2016

Saturday, 12 May 2018

PUISI "ESPRESSO"

ESPRESSO

Karya : Muhammad Ilham Riesaputera


Panas yang menyelimuti

tak harus tuk memanaskan hati

malah bisa menenangkan diri

Pekatnya hitam legam

tak harus tuk balas dendam

malah bisa hilangkan yang suram

Pahitnya ketika dirasa

tak mesti tentang siksa

malah bisa rasakan suka

bersama




Ada rasa yang langsung hilang

itulah harapan atas penderitaan

Ada rasa yang masih tertinggal

itulah harapan atas kebahagiaan

Ada rasa yang lekas habis

itulah harapan atas luka tangis

Ada rasa yang hilang lama

itulah harapan atas canda tawa




Haruskah indera menentukan

apa yang dirasakannya ?

atau lebih dulu merasakannya

baru indera kaget tahu kemudian ?


Itulah, Espresso


Blora, 12 Mei 2018

19.01 WIB

Thursday, 26 April 2018

PUISI "SEBENARNYA"


SEBENARNYA

Karya : Muhammad Ilham Riesaputera



Detik tlah berganti hari

hari tlah berganti bulan

bulan tlah berganti tahun

Entah apa yang kualami

dan juga yang kau rasakan

Kita menunggu tertegun



Sembari ku melangkahkan kaki

tak ada sesuatu makna yang berarti

hanya kicauan burung

yang selalu berdengung

embusan angin pun tak mau kalah

dengan embusan napas yang telah resah

seakan mereka ingin ‘menyatukan’

yang berjauh-jauhan

mungkin sampai keras kepala



Semesta (kalau tak salah) bertanya padaku

tentang yang ku tuju

atau bahkan dengan kamu



Sebenarnya…

Blora, 26 April 2018

19.47 WIB

Tuesday, 24 April 2018

PUISI "KUMBANG BERSENANDUNG"


KUMBANG BERSENANDUNG
Karya  : Muhammad Ilham Riesaputera


dengan kekuatan sayap
tipisnya bukan main
menerbangkannya dengan mantap
gerakannya memilin-milin
Menuju bunga-bunga
entah itu melati, anggrek, atau mawar
dengan lebar tertawa
sampai tubuh terasa lejar
Bahkan ia tak tahu
seberapa jauh jarak
yang akan dituju
mungkin saja setinggi puncak


Peduli apa seekor kumbang
bahaya malang melintang
tak menjaminnya hidup
jika terus mengatup
Akan terus terbang
walau satu sayap patah
atau bahkan kedua-duanya
untuk mendapatkan
bunga terindah



Kudus, 9 Oktober 2017
20.04 WIB